Dinilai Tidak Loyal Pada Partai
PARIGI MOUTONG – Kader Partai Demokrat, I Made Sudarsana, terancam dicopot dari posisinya sebagai anggota DPRD Parigi Moutong.
Ancaman pemecatan itu disebabkan I Made Sudarsana dianggap tidak loyal lagi kepada partainya.
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang ( DPC ) Partai Demokrat Kabupaten Parigi Moutong, Suardi, mengungkapkan, selama ini I Made Sudarsana tidak pernah aktif menghadiri beberapa kegiatan penting yang dilaksanakan oleh Partai Demokrat.
Terakhir yang bersangkutan tidak menghadiri kegiatan Musyawarah Cabang (Muscab) serentak Partai Demokrat yang dilaksanakan di Kota Palu. Padahal kata Suardi kegiatan itu sangat penting dan wajib dihadiri oleh seluruh kader partai.
Apalagi katanya yang bersangkutan adalah anggota DPRD yang seharusnya menjadi panutan bagi kader lainnya. Lebih lanjut dia mengungkapkan, ketidakhadiran Sudarsana pada kegiatan-kegiatan penting partai bukanlah yang pertama kalinya.
Sebelumnya, Sudarsana juga tidak menghadiri kegiatan September Ceria dalam rangka HUT Partai Demokrat ke-14 tingkat Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015, yang dilaksanakan di Kabupaten Morowali.
Kegiatan itu dinilai sangat penting karena dihadiri langsung Sekjen DPP Partai Demokrat, Hinca Panjaitan XIII, bersama para pengurus DPP lainnya. Selain itu pada kegiatan tersebut Ketua Umum DPP Partai Demokrat menyampaikan arahan melalui ponsel kepada kader Partai Demokrat untuk memberikan dukungan sepenuhnya calon Gubernur-Wakil Gubernur Sulteng yang didukung Partai Demokrat ketika itu, Longki Djanggola-Sudarto.
Bukan hanya itu, yang bersangkutan juga tidak menghadiri acara pelantikan pengurus DPD Partai Demokrat Sulawesi Tengah periode 2016-2021 yang dilantik oleh Sekjen DPP Partai Demokrat, serta tidak hadir pada kegiatan-kegiatan di tingkat DPC.
“Ketidak hadiran Sudarsana pada sejumlah kegiatan penting partai bukan hanya terjadi sekali, tetapi berkali-kali. Berulang kali diingatkan untuk hadir, namun yang bersangkutan selalu menyampaikan berbagai alasan. Seharusnya sebagai anggota dewan, dia harus menjadi panutan bagi kader lain, bukan malah memberi contoh yang tidak baik,” terangnya.
Sehingga kata Suardi, pihaknya menilai yang bersangkutan sudah tidak loyal terhadap partai dan sangat layak untuk dipecat sebagai anggota partai sekaligus dicopot sebagai anggota DPRD.
Selain itu, sudah ada surat edaran (SE) dari DPP Partai Demokrat yang ditandatangani oleh Sekjen ke seluruh fraksi Partai Demokrat DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
Isinya berbunyi apabila ada anggota fraksi Partai Demokrat yang tidak menghadiri kegiatan-kegiatan partai tanpa ada alasan yang jelas maka anggota fraksi Demokrat yang bersangkutan bisa langsung dicopot dari anggota dewan melalui proses Pergantian Antar Waktu (PAW), karena dianggap tidak loyal terhadap Partai Demokrat.
Selain tidak aktif pada kegiatan-kegiatan partai, Sudarsana juga dinilai malas masuk kerja dan mengikuti rapat-rapat di DPRD Parigi Moutong seperti rapat paripurna, komisi maupun rapat pansus.
Suardi menyatakan dalam waktu dekat akan melayangkan surat resmi ke DPD Partai Demokrat Sulawesi Tengah dengan tembusan ke DPP Partai tentang usulan pemecatan sekaligus pencopotan I Made Sudarsana dari anggota DPRD Parigi Moutong untuk dapat segera diproses.
Sementara, I Made Sudarsana yang hendak dimintai komentarnya terhadap ancaman pencopotan karena dinilai tidak loyal terhadap partai membantah tudingan tersebut. Dia menjelaskan, ketika berlangsung kegiatan September Ceria dalam rangka HUT Partai Demokrat tahun 2015, dirinya tidak sempat hadir karena ada kegiatan pentingnya di desanya yang harus dihadirinya.
Sedangkan ketika kegiatan pelantikan pengurus DPD Partai Demokrat Sulteng bulan lalu, Sudarsana juga mengakui tidak sempat menghadiri acara pelantikan tersebut karena sedang ditimpah musibah.
Ketika itu salah satu mobil truknya di Parigi Moutong menabrak seseorang hingga tewas, sehingga Sudarsana yang sebenarnya sudah tiba di Palu pada pagi harinya terpaksa langsung pulang ke Parigi.
Sedangkan pada kegiatan Muscab serentak kemarin yang juga tidak dihadirinya, Sudarsana beralasan pada saat bersamaan sedang mengurus proses pelamaran keluarganya.
Katanya, ia dipercayakan sebagai wakil keluarga untuk proses pelamaran tersebut.
“Untuk kegiatan pelantikan DPD maupun kegiatan Muscab saya sudah melapor pada Pak Ketua DPC, Haris Lasimpara. Saya tidak sempat ikut dua kegiatan karena disaat yang bersamaan saya ditimpah musibah bersamaan dengan acara pelantikan DPD dan saya mewakili keluarga pada acara pelamaran bersamaan dengan kegiatan Muscab,” katanya.
Lagi pula tambah dia, sebagai anggota dewan, dirinya juga bukan eksekutor pemegang hak suara. Namun jika saat itu Ketua DPC bilang ia harus hadir pada acara Muscab, maka pasti ia akan menghadirinya walaupun harus meninggalkan kegiatan penting keluarga.
Soal ketidakaktifan sebagai anggota dewan, Sudarsana juga membantahnya.
Dia mengaku selalu menghadiri kegiatan dewan seperti rapat paripurna maupun pansus walaupun diakuinya ada beberapa kegiatan paripurna yang tidak sempat dihadirinya.
Anggota dewan katanya bukan PNS, jadi kalau tidak ada kegiatan rapat paripurna, komisi atau pansus biasanya ia tidak datang ke kantor. Namun itu kata dia tidak mengindikasikan bahwa ia malas mengikuti kegiatan dewan.
Namun, bila tetap dirinya akan dicopot sebagai kader partai maupun anggota dewan, Sudarsana mengaku pasrah dan menyerahkan nasibnya kepada Tuhan. Menurutnya walaupun tidak lagi menjadi anggota dewan, dirinya masih bisa bekerja di tempat lain.
Ia juga mengaku sangat loyal kepada partai. Terjunnya kedunia politik dikarenakan dirinya mengenal Partai Demokrat, tidak pernah pindah ke partai lain. faiz