PARIGI MOUTONG – Setelah dilakukan negosiasi antara Pemkab Parigi Moutong disaksikan sejumlah pihak, keluarga Torakano yang sebelumnya melakukan aksi penyegelan Puskesmas Parigi Selasa (4/7) sore sekitar pukul 17.00 Wita, akhirnya bersedia membuka segelnya.
Negosiasi dilakukan oleh Kabag Humas Setda Parigi Moutong, Kabid Pertanahan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (DPUPRP) Parigi Moutong disaksikan Kapolsek Parigi dan Kasat Intel Polres Parigi Moutong, pihak keluarga Torakano yang diwakili Ende dan Musanid bersedia membuka segel, Selasa malam sekitar pukul 19.30 Wita.
Kabag Humas Setda Parigi Moutong, Syamsu Nadjamudin mengatakan, ada 2 hal yang menjadi pertimbangan sehingga proses negosiasi tersebut berjalan dengan baik. Salah satu diantaranya terkait dengan adanya pembahasan tindak lanjut penyelesaian masalah lahan tersebut.
Menurut Syamsu, DPUPRP Parigi Moutong akan melakukan rapat pembahasan seputar masalah lahan terminal lama, SMP 2 dan Puskesmas Parigi dengan manghadirkan sejumlah pihak, termasuk dari pihak penggugat yang rencananya akan dilaksanakan di aula DPUPRP Parigi Moutong, besok.
Selain itu, pada hari Rabu besok juga akan dilaksanakan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan HIV AIDS di Puskesmas Parigi Moutong, yang rencananya akan dihadiri Wakil Bupati Parigi Moutong.
“Setelah mendengar 2 alasan tersebut, Om Ende dan keluarga akhirnya bersedia membuka segelnya. Dalam negosiasi itu, memang sempat mengemukakan pernyataan apabila permasalahan lahan tersebut tidak ditindak lanjuti, mereka akan melakukan aksi serupa (penyegelan),” terangnya.
Sebelumnya, Puskesmas Parigi disegel puluhan warga yang mengklaim sebagai ahli waris keluarga Torakano, sekitar pukul 17.00 Wita, Selasa (4/7). Penyegelan dilakukan sebagai bentuk protes belum adanya realisasi lanjutan terkait pembebasan lahan Puskesmas oleh Pemkab Parigi Moutong. FAIZ