PARIGI MOUTONG – Bupati Parigi Moutong mewanti-wanti para pejabat eselon di daerah ini agar menyelesaikan masalah yang menyangkut tugas-tugas keseharian, dengan cara-cara yang elegan, santun dan beretika.
Bupati menegaskan, saat ini sudah bukan zamannya lagi pegawai, apalagi seorang pejabat mengedepankan emosionalnya ketimbang logika berpikir. “Jika sampai ada pejabat eselon iv yang sudah mengikuti diklat kepemimpinan tapi masih menggunakan cara-cara anarkis dalam menyelesaikan persoalan, saya minta supaya sertifikat diklatnya dicabut. Ini warning buat saudara-saudara agar citra daerah ini tetap terjaga,” tegas Bupati Samsurizal Tombolotutu dalam sambutannya yang dibacakan Asisten III Setda, Veys RD Karandja dalam acara penutupan Diklat Kepemimpinan tingkat IV di Auditorium kantor bupati, Senin (31/7).
Menurut Bupati, pegawai atau pejabat yang telah mengikuti Diklatpim telah dianggap cakap dan memiliki kemampuan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya di OPD masing-masing.
“Untuk itu, saya tidak mau mendengar lagi ada pejabat setingkat eselon ribut-ribut di kantor,” katanya.
Ia mengatakan, keberhasilan setiap aparatur mengikuti diklat kepemimpinan, diharapkan dapat memberikan harapan dan jaminan yang harus menjadi komitmen bagi setiap aparatur dalam melaksanakan tugas secara akuntabel dan transparan.
Bupati juga mengingatkan soal kehadiran yang selama ini masih menjadi kendala bagi para pegawai.
“Kita perlu menyadari bahwa tugas utama pns adalah melayani, mengayomi dan memfasilitasi kepentingan masyarakat. bagaimana saudara-saudara bisa melakukan tiga fungsi tersebut, jika masuk kantor saja malas. Berikanlah contoh yang baik kepada bawahan dengan menjaga kedisiplinan baik dalam hal masuk kantor maupun dalam tugas dan pejerjaan,” ujarnya. WAN