PARIGI MOUTONG – Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Parigi Moutong, menggelar festival seni kriya dengan tema apresiasi dan ruang kreatifitas bagi pemuda melalui pemanfaatan limbah rumahan dan bahan baku dari lingkungan.
“Festival ini bertujuan mengapresiasi dan membuka ruang bagi para pemuda untuk menampilkan hasil-hasil karya seperti kerajinan tangan yang ramah lingkungan. Festival ini dikhususkan untuk pemuda lokal Parigi Moutong,” ujar Kabid Pemuda Disporapar, Nur Srikandi Puja kepada Songulara, Jumat (10/11).
Seni kriya lanjut Puja, merupakan sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan keterampilan tangan memperhatikan aspek fungsional dan juga nilai seni, sehingga seni kriya dapat dikategorikan sebagai sebuah karya seni.
Selain itu, bukan hanya sekadar aspek fungsionalnya, namun seni kriya ini juga digunakan sebagai medium pemenuhan kebutuhan akan keindahan atau kebutuhan emosional.
“Seiring dengan perkembangannya, karya seni kriya biasanya identik dengan seni kerajinan,” katanya.
Wakil Bupati Parigi Moutong, Badrun Nggai, mengaku sangat mendukung dan mengapresiasi festival tersebut. Ini diungkapkan Wabup saat melakukan kunjungan ke stand seni kriya, usai pembukaan kegiatan Kirab Pemuda Nusantara di Taman Kayubura.
“Hasil karya seni pemuda Parigi Moutong ini merupakan usaha ekonomi kreatif dan harus terus dikembangkan. Sehingga bisa menjadi sumber penghasilan bagi para pemuda kedepannya,” ujarnya.
Kesempatan itu, Wabup mengimbau seluruh pemuda pelaku seni kriya agar memasarkan hasil karyanya ke beberapa tempat seperti toko oleh-oleh Kabupaten Parigi Moutong dan Degranasda yang disiapkan Pemkab untuk memasarkan segala produksi, baik olahan makanan maupun kerajinan masyarakat. IWAN TJ