PARIGI MOUTONG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, mencatat 32 orang penyelenggara Pemilu, yang bertugas sejak persiapan hingga hari pemungutan suara dilaporkan mengalami sakit.
“Informasi yang terhimpun dari Pantian Penyelenggara Kecamatan (PPK), pukul 17.00 WITA, Jum’at, 16 Februari 2024, data sementara yang sakit sebanyak 23 orang,” ungkap Komisioner KPU Parigi Moutong Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, SDM dan Partisipasi Masyarakat, Maskar, di Parigi, Jum’at.
Sebanyak 32 penyelengga Pemilu ini, menurutnya, bertugas di tingkat kecamatan hingga desa, terdiri dari Sidoan enam orang, Parigi Selatan satu orang, dan Parigi delapan orang.
Kemudian, Kecamatan Taopa tiga orang, Ampibabo satu orang, Torue dua orang, Bolano tiga orang, Tinombo Selatan empat orang, Toribulu dua orang, Ongka Malino satu orang dan Moutong satu orang.
Informasi ini, terus dihimpun dari tingkat kecamatan, karena secara berjenjang, KPU Parigi Moutong akan melaporkan ke KPU Sulawesi Tengah.
“Kami instruksikan (PPK) segera melakukan upaya penanganan. Sampaikan ke kami untuk segera dilaporkan ke provinsi, karena biayanya ditanggung BPJS,” ujarnya.
Maskar menegaskan, KPU Parigi Moutong tidak akan tinggal diam atas laporan adanya penyelenggara yang sakit di lapangan.
Bahkan, setiap saat KPU Parigi Moutong terus memantau dan memperbaharui data yang dilaporkan PPK. “Kita sudah instruksi yang sakit segera ditangani secepatnya ke Puskesmas terdekat, dan berharap petugas medis memberikan layanan maksimal,” tukasnya.
Ia mengatakan, kategori sakit yang dialami para penyelenggara Pemilu disebabkan kelelahan usai bertugas sebelum hingga saat pemungutan suara.
“Di dalam Rencana Anggaran Belanja (RAB), memang ada Rp25 ribu per orang yang melekat di Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Itu bisa digunakan untuk membeli vitamin, karena kita sadari dua hari mereka bekerja diforsir,” tuturnya.
Ia berharap, sakit yang diderita penyelenggara tingkat kecamatan hingga desa, hanya sebatas kelelahan, tidak parah atau semakin serius.
“Semoga tidak ada yang terkategori parah. Karena laporan ini hanya sakit, tidak ada penjelasan secara rinci. Harapan kami, mereka juga menerima perawatan medis maksimal,” pungkasnya. *theopini