PARIGI MOUTONG – Siswi F, korban kasus dugaan penganiayaan oknum guru di SMA 1 Parigi, jalani pemeriksaan psikologis di kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Jumat (08/11).
Pemeriksaan psikologis ini, dilakukan Idris Y Min’un sebagai Psikolog klinis. Menurutnya, pemeriksaan korban F menggunakan beberapa alat tes untuk mengukur tingkat traumanya, kemudian dianalisis.
Idris menyambung, untuk kasus yang dialami korban akan intens dilakukan pihaknya dan DP3AP2KB Parigi Moutong.
“Sebab ini menyangkut dunia pendidikan dan hubungan antara siswa dengan guru serta orang tua. Sehingga, harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian,” katanya.
Anak pada usia seperti F, sangat fluktuatif karena berada dalam masa pancaroba.
Belum lagi, korban adalah perempuan, sangat butuh perhatian dan rangkulan.
Perhatian itu katanya bisa didapatkan sang anak di lingkungan sekolah dan dari orang tua di rumah.
Hal ini, menurutnya, menjadi perhatian penting bagi seluruh pihak. Sehingga, dibutuhkan kolaborasi antara guru dan orang tua menjadi sangat penting.
Dalam penanganan kasus itu, ia menegaskan, posisinya bukan untuk mencari siapa yang benar dan salah, tetapi jalan tengah.
Pejabat Fungsional Pemenuhan Hak Anak (PPA) DP3AP2KB Parigi Moutong, Ni Wayan Yudianti mengatakan, karena kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian, maka hasil pemeriksaan psikologis akan diserahkan ke tim penyidik.
“Psikolog akan menyerahkan hasilnya ke tim penyidik, karena mereka yang memiliki kewenangan,” ujarnya.
Dalam pemeriksaan psikologis ini, kata dia, pihaknya hanya memfasilitasi dan menyediakan psikolognya untuk kebutuhan penyelidikan. *(Irwan Sahar)
Comments 1